Jumat, 07 Juni 2013

Cinta itu buta

Cinta. Lagi-lagi kata bodoh itu hadir di hidupku, menggentayangi seluruh hidupku dengan kata-kata busuk yang sering terlontar dari setiap mahkluk di muka bumi ini, dulu kata itu berharga, sekarang? Seperti sampah. Busuk. Siapa yang salah? Mereka yang telah bermain-main dengan kata itu, memberi harapan dan tiba-tiba hilang seperti angin, mereka menyesal, tapi terus mengulanginya.

Di definisi kehidupanku, kata-kata itu hanya sia-sia, hanya berlaku untuk laki-laki pemain dan pemberi harapan dan tiba-tiba hilang tertelan angin. Dan tiba-tiba kehadirannya datang dengan perempuan lain, siapa yang tidak punya perasaan? Se-buta itukah cinta? Hingga harus merelakan rasa sakit untuk satu orang didalamnya. Cinta itu busuk.

Apa yang mereka harapkan? Membalas dendam? Atau benar-benar mencintai? Siapa yang bisa membuktikannya dengan cinta yang sesungguhnya? Mungkin ada. Tapi sulit untukmu mencari seseorang yang mampu membuktikan semua itu.

Cinta itu hasrat nafsu. Dimulai dari sebuah tatapan bodoh yang kau bilang itu berarti cinta. Tiba-tiba sebuah kecupan yang datang atas dasar rasa nafsu. Kau tetap bilang itu cinta, cara membuktikannya. Ternyata tidak seluruh kecupan berarti cinta.

Kau sudah puas akan diriku. Kau hilang begitu saja, tanpa bekas sedikitpun, meninggalkan sejuta kenangan yang bagiku indah. Mungkin bagimu tidak. Rasa murka itu datang, tapi apa yang bisa kuperbuat? Toh, kau juga sudah hilang, mungkin dengan makhluk lainnya dan kau perlakukan dirinya sama seperti diriku. Bodoh. Tolol.

Rasa sayangku sudah terkalahkan dengan rasa benciku yang terus mengalir dalam darahku olehmu. Aku merasa sangat terbuang. Terpojokkan. Tanpa dirimu,

Ingatkah kamu kenangan pertama kali kita? Semuanya terasa begitu indah, tanpa harus mengorbakan rasa sakit kita, kita bahagia bersama, kita memperjuangkan semua hal bersama, dan kita menjalaninya dengan setulus hati bersama-sama. Rasa kecewa mungkin aku pikir mungkin tidak akan pernah datang, ya, saat kita baru memulai mungkin memang tidak datang, kau buat aku bahagia, kau memperlakukanku seperti aku putrimu, kau lindungi aku dari segala hal, sampai, kau berikan aku seluruh hal yang kau punya, dan kau bilang padaku untuk jaga itu semua baik-baik, aku hanya menurut pada seluruh perintahmu, dan saat itu, aku yakin bahwa kau sangat mencintaiku lebih dari apapun, dan dulu aku berpikir, bahwa kau adalah sosok yang telah kucari selama ini, dan akupun bahagia, aku berkata bahwa aku tidak pernah melihat laki-laki sepertimu. Mungkin saat itu kau tiba-tiba menjadi besar kepala, kau mulai bersikap berlebihan, menjadi orang yang egois, dan kau hanya mementingkan dirimu sendiri tanpa pernah mementingkan diriku lagi, sosokku mungkin hanya segelintir debu yang berterbangan di tatapanmu, aku tidak pernah memperdulikan atau merasakan apa yang telah kau perbuat, aku tidak akan mau menjadi orang yang sakit hati karena sikapmu, karena aku percaya padamu, aku malah memperlakukanmu seperti kau itu rajaku, raja dari segala raja, tapi seiring waktu berjalan, kau mulai untuk mengambil jalan mundur dengan sangat pelan. Tapi menyakitkan, aku tidak tahu kau berjalan mundur, hingga akhirnya semakin jauh langkahmu, aku baru menyadari, bahwa aku sendiri yang menjalani hal-hal itu sekarang tanpa dirimu. Aku baru bisa merasakan apa itu rasa sakit saat kau berjalan mundur, rasa itu sungguh menyayat, menyayat dengan pelan namun sangat dalam, air mataku mungkin mengalir tanpa henti, tapi apa sosokmu memperdulikan air mataku? Tidak. Kau bersenang-senang diatas air mataku.

Hmm, ingatkah kamu saat pertama kalinya kau menatap mataku, menatapnya dengan dalam-dalam, kau berkata "aku sayang kamu" sambil memegang kedua tanganku erat-erat, disaat itulah aku merasakan jatuh cinta dari dalam dirimu, terpancar sangat kuat, hingga aku tidak sanggup untuk menahan kedua air mataku. Disaat hari itulah kau memegang tanganku dengan penuh cinta. Apa kau masih ingat disaat kita duduk berdua? Memandangi langit cerah bersama-sama di ayunan? Itu indah, sangat indah, aku tidak mampu menahan seluruh perasaan bahagiaku, kau terlihat dingin, itu yang membuatku lebih takut untuk bersikap lebih dekat. Aku berusaha cuek juga, dan aku sangat bingung. Tapi aku tidak peduli, aku hanya mempedulikan bahwa disaat itulah aku menjadi milikmu. Disaat kelingkingmu melingkar di jari kecilku, mengucapkan janji bahwa kita akan bersama. Aku suka hal itu. Aku merindukannya.

Pernahkah kau berpikir bahwa aku seseorang yang puitis? Seseorang yang mungkin akan mendeskripsikan sikapmu lebih banyak daripada apa yang kau pikirkan? Mungkin tidak, mungkin aku terlihat seseorang yang acuh-tak-acuh pada segala hal, namun banyak hal yang selalu kupendam untuk kuceritakan. Air matakupun tidak sanggup untuk menahan rasa sakitnya kebutaan dalam cintamu yang sekarang telah menyakitiku. Aku lebih baik melepaskanmu, aku rela. Aku hanya tidak mau menjadi seseorang yang dengan enaknya selalu kau sakiti dan menjadi sebuah pelampiasanmu :)

Sosokmu. Susah untuk kudeskrispikan dengan kata-kata cinta, dulu. Kata-kata cinta tidak mampu mendeskripsikanmu, karena kau, lebih dari kata indah.

Kau. Seorang ksatria yang selalu bermimpi untuk mencari kedamaian di hatiku.

Kubilang. Cinta itu buta. Sangat buta.


      Thankyou
Salam Radar Neptunus

Desperate

Aku, aku mencintaimu.
Aku? Terlahir di dunia untuk mencintaimu, menjagamu, dan menerimamu apa adanya, seperti apa yang Tuhan berikan.
Aku?
Hanya seorang manusia biasa..
Yang egois, yang tak pernah puas, yang munafik.
Dimata mereka aku begita, dimataku? Aku selalu benar, selalu.
Tapi, kau pandang aku apa?
Mungkin aku hanya sampah kecil yang tak berguna di hidupmu.
Yang selalu meronta akan dirimu, yang kupikir..kamu orang yang akan berarti banyak.
Tak seorangpun boleh membuatmu jatuh cinta kepadanya, tidak.
Egois.
Sudah kubilang aku egois.
Tapi apa?
Perjuanganku selama ini sia-sia.
Seperti aku menyiram batu panas dibawah teriknya matahari dengan air dingin, sia-sia.
Kau berpaling dengan sosok yang tidak asing, dimataku.
Kau sadar? Dia parasit, sayang!
Dia coba merebutmu sejak kita bersama..
Apa ini kehendak Tuhan? Tuhan, kembalikan seluruh masa laluku!
Disaat senyumku selalu hair, disaat dirinya selalu memberi kasih sayang dan membanggakanku dihadapan semua orang..
Kebahagiaanku?Sementara saja.
Semua senang dengan rasa ini, rasa penderitaanku..
Benarkah bahwa cinta mampu mengobati, segala rasa sakitku ini?
Aku sungguh bodoh, sungguh-sungguh bodoh , tak pernah ku rasa indah yang kau beri.
Kamulah yang sempurna setidaknya bagiku..
Sulit lagi untukku mencari sepertimu, sosokmu..
Dimanapun takkan ada..
Apa lagi yang harus kusesali? Semua telah lewat..
Terima kasih, aku menyesal. 


      Thankyou
Salam Radar Neptunus