Lambat laun, dengan seringnya gue menyadari apa saja yang disyukuri dalam keseharian gue merasakan ketenangan dan bahagia.
Bahwasanya, bersyukur itu tidak mesti terpaku pada momen tertentu. Walaupun memang setiap orang punya caranya sendiri-sendiri untuk mendaraskan rasa syukur tersebut. Kalau gue pribadi —selain mengucap syukur lewat beribadah, gue berupaya untuk bersyukur setiap hari dengan menuliskan 5 hal yang aku syukuri di hari itu. Jika satu hari saja ada 5 hal yang aku syukuri berarti dalam seminggu ada 35 hal. Lalu, kalau dikumpulkan dalam satu tahun jadi banyak sekali dan inilah yang membuat gue menyadari bahwa banyak sekali yang bisa disyukuri dalam hidup. Sehingga gue sengaja membiarkan kebiasaan ini agar gue dapat lebih menghargai hidupku dari hal-hal sederhana. Sesederhana mengenakan pakaian atau sepatu yang nyaman. Sesederhana mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang membantuku sekecil apapun bantuannya. Dari kebiasaan ini gue belajar bagaimana memberikan apresiasi pada apapun termasuk ujian-ujian dalam hidup. gue menghargai keberadaannya adalah untuk mendewasakanku . Dulu gue pasti komplain jika diberikan masalah berkata, “Ya Tuhan kenapa sih aku dikasih cobaan ini?”. Tapi sekarang gue justru bisa berterima kasih padanya atas cobaan yang diberikan sebab gue tahu itu untuk kebaikan gue sendiri nantinya. Lambat laun, dengan seringnya gue menyadari apa saja yang disyukuri dalam keseharian gue merasakan ketenangan dan bahagia. Kita ini hidup cuma sekali. Apa yang kita dapatkan hari ini tidak datang begitu saja. Mengapa tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk berterima kasih pada apa yang Tuhan dan semesta ini berikan?
Kita ini hidup cuma sekali. Apa yang kita dapatkan hari ini tidak datang begitu saja.
Kendati demikian, gue juga bukan manusia sempurna. Namanya manusia, terkadang pasti masih bisa khilaf apalagi kalau sedang menghadapi hambatan. Tidak bisa langsung bersyukur malah kesal atau terbawa situasi sampai tidak mengendalikan diri. Kala ini terjadi, gue biasanya akan mengatur napas dulu sebelum merespon pada situasi tersebut. Memberikan waktu dan ruang pada diri sendiri untuk observasi dan mengolah apa yang dirasakan. Lalu gue mencoba menuliskan apa yang gue rasa dan fokus pada diri sendiri dulu. Kadang gejolaknya bisa reda dalam hitungan jam, bisa dalam satu hari bisa juga satu minggu. Dengan banyak bersyukur aku merasa bisa lebih cepat meredakan gejolak itu sebab kebiasaan ini mengajarkan diri untuk mengerti aspek-aspek lain dalam hidup termasuk bagaimana kita bisa menjadi seseorang yang welas asih dan mengutamakan kebaikan. Sejatinya untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak cukup hanya dengan bersyukur saja tapi juga harus diselaraskan dengan perilaku positif.
Sejatinya untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak cukup hanya dengan bersyukur saja tapi juga harus diselaraskan dengan perilaku positif.