Senin, 27 Mei 2013

Hmm.. Why ?


Gue sebenernya sih agak bingung juga kenapa gue mau bikin blog dan nulis (sampai saat ini) pemikiran-pemikiran gue, dan bukan kronologis kejadian yang gue alami tiap hari. Atau lebih tepatnya, kenapa gue merasa harus menyampaikan tanggapan otak gue terhadap kejadian biasa yang normalnya, emang gue alami tiap hari.

Terus tiba-tiba gue gak sengaja nemu video wawancara Raditya Dika tentang asal mula dia nge-blog.

Sama kayak gue, dia suka nulis diary dari kelas 4 SD. Dan lo tahu apa yang bikin dia merasa harus nulis rincian hidupnya di diary?

Untuk warisan. 

Dia pikir, kalau gue mati nanti, gue cuma bakal jadi salah satu dari sekian juta orang di bumi yang mati pada hari itu. Orang-orang cuma akan nangisin gue untuk, paling lama, sebulan, dan gue akan hilang. 

Gue pikir, bener juga. Dan waktu dia bilang dia pengen cucunya tahu gimana kehidupannya dulu, gue jadi bener-bener terharu. 

Bukan apa-apa. Gini deh. Kalau gue jadi cucunya, dan tiba-tiba setelah, misalnya, seminggu pasca kematiannya, ibu gue ngasih diary punya kakek gue yang bisa gue baca, itu rasanya, gimana ya? Keren aja. 

Itu filosofi Dika untuk nulis diary waktu kelas 4 SD. Dia mau punya semacam warisan unik yang bisa dia kasih dari hidupnya.

Kalau gue?

Gue gak pernah bener-bener ngerti atau tahu, kenapa gue merasa harus nulis. Sebenernya gue bahkan bukan tipe orang yang gak doyan mengumbar masalah kehidupan gue ke orang-orang. Singkatnya, gue hobi cerita. Dan, gue gak kekurangan pendengar.

Jadi kalau tujuan gue nulis adalah untuk didengar, kayaknya bukan.

Atau gue butuh didengar tanpa komentar?  hhha

Thankyou

Salam Radar Neptunus

1 komentar: